Mata uang kripto atau criptocurrency sedang jadi trend dalam sekian tahun ini. Mengulas mata uang digital seperti Bitcoin atau Dogecoin kerap disebutkan istilah blockchain. Berikut ulasan komplet berkenaan blockchain untuk pemakai pemula yang belum mengetahui benar-benar dunia mata uang kripto.
Perubahan tehnologi sangat menarik di bagian internet ialah blockchain. Tehnologi Blockchain mengenalkan langkah baru untuk transisi data dan bisa memutar dengan tidak pedulikan faksi sentra. Di dunia perbankan misalkan, mulai terkikis oleh kehadiran Bitcoin. Bagaimanakah cara kerjanya dan kenapa tehnologi ini berkembang demikian cepat?
Pemahaman Blockchain
Blockchain ialah teknologi buku besar virtual yang terdesentralisasi hingga susah untuk diganti atau diakali. Blockchain bisa dimisalkan seperti file spreadsheet memiliki ukuran besar dengan jejeran transaksi bisnis. Tiap peserta akan share data yang serupa dan bisa lakukan pengecekan silang.
Project blockchain pertama dan terpopuler ialah Bitcoin. Pemakai bisa mengirimi dan terima Bitcoin lewat jaringan blockchain itu. Pada 2015, programmer Kanada Vitalik Buterin mengeluarkan jaringan Ethereum. Ini ialah blockchain terpopuler untuk mengeluarkan program terdesentralisasi (DApps atau token).
Selainnya Bitcoin dan Ethereum, banyak alternative sekarang sudah diperkembangkan terhitung di Indonesia, yang dalam beberapa kasus sebagai turunan dari 2 uang kripto paling besar itu.
Karekteristik
Blockchain mempunyai karakter tertentu yang membuat benar-benar aman dipakai dalam berbisnis mata uang kripto (cryptocurrency). Beberapa karakter khusus blockchain itu ialah:
Memakai type database baru
Blockchain ialah type database baru tempat transaksi bisnis bisa ditaruh. Itu dapat berbentuk semua jenis transaksi bisnis. Pada sebuah kasus ini tersangkut pembayaran dengan mata uang digital, di lain sisi ini tersangkut data penting yang dipertukarkan oleh 2 faksi, seperti kontrak, ijazah atau akte pemilikan. Ini jadi block info yang ‘ditandatangani’ secara digital oleh kedua pihak. Tanpa terlibat faksi ke-3 dan itu langsung diletakkan di database.
Rantai tidak dapat diperpecahkan
Semua info diletakkan dengan terenkripsi di Blockchain memakai kriptografi. Sistem pembayaran digital yang memakai tehnologi Blockchain seperti Bitcoin yang oleh karena itu disebutkan “kripto”. Semua transaksi bisnis diletakkan dalam block di jaringan computer yang besar. Block baru selalu berisi info mengenai block awalnya, yang pada gilirannya berisi info mengenai block awalnya. Ini membuat rantai info yang panjang, tidak bisa diganti dan tidak bisa dicari.
Tidak ada sisi tengah
Umumnya database type tradisionil ditata secara terkonsentrasi. Maknanya ada satu lokasi di mana semua data diletakkan. Cuman data di situ yang hendak diganti dan dibagi dengan pemakai. Berlainan dengan Blockchain: tidak ada titik pusat, tapi ada banyak node (computer) yang semua berisi salinan tepat dari database.
Pemantauan
Dengan Blockchain jadi tidak ada satu pemilik atau penyedia, seperti hal dengan database normal. Pemantauan berada pada pemakai tersebut. Transaksi bisnis baru diletakkan dalam database oleh “node”. Untuk lakukan itu, mereka harus lebih dulu mendapati code yang memperlihatkan jika semua info betul. Node harus “sepakat” jika kodenya betul. Cuman dengan demikian info akan diletakkan dalam blockchain.
Maka dari itu, tidak ada yang dapat simpan atau mengganti info dalam database sendiri. Mustahil faksi yang punya niat jahat lakukan transaksi bisnis yang keliru atau merekayasa data.
Tingkat keamanan tinggi
Semua peralihan ke database secara automatis disalin ke semua computer. Maka dari itu, mekanisme tidak tergantung pada satu database pusat. Maknanya tidak langsung ada permasalahan besar bila terjadi suatu hal pada salah satunya node. Bila salah satunya computer di jaringan diretas atau daya mati, ada selalu “node” yang lain, masing-masing dengan salinan database mereka sendiri. Itu membuat semakin aman dibanding mekanisme dengan database pusat.
Teknologi terbuka
Blockchain ialah tehnologi ‘terbuka’ yang bisa dipakai untuk banyak program berlainan. Ini memiliki arti jika siapa saja yang kuasai tehnologi bisa membuat database Blockchain mereka sendiri untuk program mereka sendiri. Pemakai tentukan prosedur yakni Seperangkatan ketentuan yang perlu dipatuhi oleh database (dan pemakaiannya).
Contoh Blockchain
Minimal ada empat tipe blockchain yang dipakai sekarang ini. Letak bedanya ialah pada siapakah yang tentukan peserta yang mana diterima di jaringan blockchain, siapa yang bisa lakukan transaksi bisnis dan siapakah yang menyepakati transaksi bisnis. Ke-4 tipe itu ialah seperti berikut:
- Blockchain konsorsium: blockchain yang diatur oleh satu kelompok perusahaan dengan hak akses khusus.
- Blockchain semi-pribadi: dipunyai satu perusahaan sebagai administrator. Administrator akan tentukan siapakah yang diterima di jaringan blockchain.
- Blockchain individu: dipunyai satu organisasi yang tentukan siapa yang bisa berperan serta.
- Blockchain khalayak: jaringan blockchain yang bisa dijangkau oleh semuanya orang. Tidak ada hak akses, pemakai masih tetap anonim dan semua transaksi bisnis memiliki sifat khalayak. Kripto seperti Bitcoin terhitung antara blockchain ini.
Langkah Kerja Blockchain
Banyak database sekarang ini seperti database bank yang diatur dan dikontrol oleh kewenangan. Itu disebutkan management terkonsentrasi. Ini berlainan dengan blockchain. Tiap peserta bisa menyaksikan database dan mengecek jika ada usaha penipuan atau petesana. Maka dari itu, blockchain terdesentralisasi.
Keuntungan dari blockchain dibanding database terkonsentrasi ialah orang tak lagi harus tergantung pada satu tubuh. Disamping itu tidak dibutuhkan banyak mediator yang bisa mengirit beberapa waktu dan uang. Misalnya ialah kontrak pembelian rumah. Ini bisa dicatat di blockchain di masa datang dan ditransfer ke keduanya tanpa terlibat broker dan notaris.
Bitcoin dilihat sebagai alat pembayaran dan penyimpan nilai, yang sesuai dengan emas dan perak. Disamping itu, Ethereum sudah memungkinkannya untuk menulis kontrak yang bisa digerakkan sendiri (smart contract). Banyak proses, di mana seorang harus tergantung pada mediator, bisa diotomatiskan sama ini.
Blockchain bisa pastikan jika penandatanganan fisik dan pembagian kontrak saat ini dicatat di blockchain. Ini bukan hanya mengirit waktu dan uang, tapi juga umumnya semakin aman. Disamping itu, blockchain bisa menolong penyimpanan data dan pembayaran pegawai di penjuru dunia dalam kripto, tanpa ongkos transaksi bisnis yang tinggi.
Bagaimanakah cara kerja blockchain? Blockchain bekerja lewat buku besar: akuntansi urutan terdesentralisasi di mana semua transaksi bisnis diletakkan. Registrasi ini tidak berada di satu tempat pusat, tapi dibagi oleh semua peserta. Setiap data dipertukarkan, baris baru dipertambah ke buku besar umum ini.
Misalkan, semua transaksi bisnis Bitcoin dicari dalam buku besar yang dibagi oleh semuanya orang yang mempunyai mata uang electronic ini. Buku besar seperti itu dibuat dari blok-blok yang berisi beberapa bagian dari transaksi bisnis. Tiap block mempunyai rekomendasi ke block awalnya untuk jaga urutannya. Ini membuat rantai block: blockchain.
Data yang dipertukarkan lewat blockchain dikasih “code hash” unik, seperti sidik jemari digital. Ini memungkinkannya untuk mengecek apa data belum diganti kelak, tanpa menyaksikan datanya sendiri. Code hash tidak bisa direduksi jadi data asli dan maka dari itu code ini seutuhnya aman di buku besar bersama.
Tidak seorang juga terkecuali pemilik bisa menyaksikan data dibalik code hash. Bila data dipertukarkan, cuman pemilik baru yang bisa menyaksikan dan memakainya. Bila ada yang berbeda pada data, code hash tak lagi betul dan transaksi bisnis tidak ditempatkan ke blockchain. Tehnologi ini pastikan jika warga bisa sama-sama yakin tanpa memerlukan faksi ke-3 seperti bank.
Bitcoin bukan salah satu coin kripto yang berada di pasaran. Contoh yang lain ialah Litecoin atau Ethereum dan ada banyak beberapa perusahaan rintisan kecil yang cobanya. Perkembangan penawaran ini tidak bisa disaksikan secara terpisah dari Bitcoin, karena beberapa pemula coba mengikuti suksesnya.
Kripto yang lebih kecil menarik untuk trader Indonesia untuk berdagang karena mereka berpotensi untuk tumbuh secara cepat. Tetapi, bayar dengan coin kecil itu di toko tidak realitas. Karenanya, kripto harus diperjualbelikan lebih dulu agar memakainya di ‘dunia nyata’. Karena perkembangan Bitcoin yang cepat, perdagangan relatif lamban.
Sebuah transaksi bisnis pertama kali harus diverifikasi oleh rangkaian computer di blockchain dan dipertambah ke sebuah block. Ini dilaksanakan dengan kontribusi penambang.
Sisi dari kripto ialah penambangan. Computer mana saja dengan dompet digital mata uang kripto tertentu bisa dipakai untuk mengonfirmasi transaksi bisnis dan membuat block baru. Ini dilaksanakan dengan memakai daya komputasi computer untuk pecahkan teka-teki matematika yang kompleks.
Sudah pasti, penambang individu atau mining pool bukan hanya pinjamkan daya komputasi mereka. Sebagai hadiah untuk mengonfirmasi transaksi bisnis dan membuat block, coin baru dibikin untuk penambang.
Begitulah Pembahasan Dari bangunbersama.online Mengenai ” Pemula di Dunia Crypto Harus Tahu, Apa Itu Blockchain ? ” Baca Juga Pembahasan Artikel Yang Pastinya Bagus dan Bermanfaat Lainya di bangunbersama.online